STOMATA
MACAM-MACAM JARINGAN PADA TUMBUHAN JARINGAN PELINDUNG
KELOMPOK 1 :
170205001 CLARA SHERINA
170205002 JUMIATI Br Sembiring
170205003 YULIA FADILA
170205004 RULITA PRIANDINI
170205005 ROSMINAR DACHI
170205008 PUPUT FRANSISKA HAREFA
170205009 FITRI MAHDANI
170205010 ANTHONY WILLY A.TAMPUBOLON
170205011 BINTANG PRATIWI NAINGGOLAN
170205012 NIEN OCTCLARA BUULOLO
170205001 CLARA SHERINA
170205002 JUMIATI Br Sembiring
170205003 YULIA FADILA
170205004 RULITA PRIANDINI
170205005 ROSMINAR DACHI
170205008 PUPUT FRANSISKA HAREFA
170205009 FITRI MAHDANI
170205010 ANTHONY WILLY A.TAMPUBOLON
170205011 BINTANG PRATIWI NAINGGOLAN
170205012 NIEN OCTCLARA BUULOLO
KELAS : M.G 2.1
DOSEN PEMBIMBING : ALFI SAFITRI M.Pd
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2019
BAB I
PENDAHLUAN
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk memasuk ke daun untuk melakukan sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2) untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil banyak O2, dan semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar air dan penyerapan CO2 (Mulyani, 2010).
Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat.
1.2 TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk ataupun tipe-tipe dari stomata pada tumbuhan dan untuk menambah pengetahuan dan hal lain tentang Stomata.
BAB II
PEMBAHASAN
Stomata adalah bukaan pada epidermis yang sebagian besar terdapat pada bawah daun dan meregulasi pertukaran gas. Stomata dibentuk oleh dua sel epidermis yang terspesialisasi yang disebut sel penjaga yang meregulasi besarnya diameter stomata. Stomata juga terdistribusi secara spesisfik berdasarkan spesies (Ana, 2009).
Kekurangan air di dalam jaringan tanaman dapat disebabkan oleh kehilangan air yang berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan oleh keduanya. Namun lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain berperan sebagai alat untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup. Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan (Lestari, 2006).
Swainsona formosa adalah tanaman legum asli Australia yang banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias dalam bentuk bunga gantung, tanaman pot ataupun sebagai bunga potong. Dibandingkan dengan tanaman normal, S. formosa tetraploid memiliki ukuran luas daun yang lebih besar, bukaan stomata yang lebih lebar namun kerapatan stomata persatuan luas yang lebih rendah, ukuran bunga yang lebih besar dengan tangkai yang lebih panjang dan diameter serbuk sari yang lebih lebar dengan tingkat viabilitas yang lebih rendah (Zuriat, 2004).
Intensitas cahaya yang optimal akan mempengaruhi aktivitas stomata untuk menyerap CO2, makin tinggi intensitas cahaya matahari yang diterima oleh permukaan daun tanaman, maka jumlah absorpsi CO2, relatif makin tinggi pada kondisi jumlah curah hujan cukup, tetapi pada intensitas cahaya matahari diatas 50% absorpsi CO2mulai konstan (Nasaruddin, 2002).
Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi karbondioksida. Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan adalah satu-satunya faktor yang diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan stomata dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida, pada pertumbuhan daun dapat diketahui dengan mengukur indeks stomata (IS), yang menggambarkan rasio antara banyaknya stomata dengan jumlas sel pada permukaan daun (Johnson et al.,2002).
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk memasuk ke daun untuk melakukan sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2) untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil banyak O2, dan semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar air dan penyerapan CO2
(Mulyani, 2010).
Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat. Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan. Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri.Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Saktiono, 2004).
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa karakter daun yang baik menyerap debu yaitu permukaan daun licin, mengkilap, berambut, tepi daun bergelombang. Tipe stomata yang diperoleh adalah parasitik (pterocarpus) indicus willd., Swietenia macrophylla king., filicium decipiens (waight & arn) Thwaities dan polyalthia longifolia bent. & Hook var. pendula) dan anisositik. (Mimusops elengi L., dengan. Wodyetia bifurcata Ivrine dan Bambus vulgaris Schrad var
(Elis et al., 2011).
Pembukaan stomata sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, antara lain intensitas cahaya, temperatur dan air. Faktor-faktor lingkungan tersebut menangalami perubahan harian (diurnal) seiring dengan bergantinya waktu pagi,siang dan sore hari. Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan turgor sel penjaga meningkat (Taiz et al., 2004)
Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan. Jika lubang-lubang terlalu berdekatan maka penguapan dari lubang yang satu akan menghambat penguapan lubang dekatnya (Hariyanti,2010).
TIPE-TIPE STOMATA
Stomata merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis yang khusus, yaitu sel penutup. Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau berbeda dengan sel epidermis lainnya. Sel yang berbeda bentuk ini dinamakan sel tetangga. Stomata dapat tersebar pada semua bagian tanaman di atas tanah, tetapi paling banyak terdapat pada daun. Ada yang terdapat di kedua permukaan daun dan ada yang hanya terdapat pada satu permukaan saja. Jumlah dan tipenya bervariasipada jenis tanaman yang berbeda.
Pada dikotil dapat dibedakan beberapa jenis stomata berdasarkan jumlah dan letak sel tetangga. Tipe-tipe stomata tersebut adalah sebagai berikut:
1. Anomositik atau tipe Ranunculaceae. Sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya.
2. Anisositik atau tipe Cruciferae. Sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar.
3. Parasitik atau tipe Rubiupaceae. Setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup serta celah.
4. Diasitik atau tipe Carycophyllaceae. Setiap stomata dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah.
5. Aktinositik, jumlah sel tetangga 4 atau lebih, yabng susunannya melingkar dan sel-selnya memanjang kearah radial tterhadap sel penutup.
Pada monokotil, sel penutup Gramineae memiliki struktur yang khusus dan seragam. Bila dilihat dari permukaan daun, sel penutup ramping di tengah dan menggelembung di ujungnya. Dua sel tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup. Tipe ini disebut dengan tipe halter. Letak stomata pada epidermis bermacam-macam, ada yang sejajar dengan permukaan epidermis (panerofor) dan ada pula yang tenggelam di bawah permukaan epidermis (kriptofor).
Klasifikasi Tanaman
Pohon beringin (Ficus benjamina L)
• Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
• Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
• Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
• Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
• Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
• Sub Kelas: Dilleniidae
• Ordo: Urticales
• Famili: Moraceae (suku nangka-nangkaan)
• Genus: Ficus
• Spesies: Ficus benjamina L.
Tanaman tebu (Saccharum officinarum L)
• Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
• Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )
• Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
• Divisi : Magniliophyta ( Tumbuhan berbunga )
• Kelas : Liliopsida ( berkepig satu / monokotil )
• Sub kelas : Commelinidae
• Ordo : Poales
• Famili : Poaceae
• Genus : Saccharum
• Spesies : Saccharum officinarum L
Tanaman pepaya (Carica papaya L)
• Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
• Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembulu )
• Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
• Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
• Kelas : Magnoliosida ( berkeping dua / dikotil )
• Sub Kelas : Dilleniidae
• Famili : caricaceae
• Genus : Carica
• Spesies : Carica papaya L
Tanaman lengkuas (Alpinia galanga)
• Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
• Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
• Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
• Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
• Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
• Sub Kelas: Commelinidae
• Ordo: Zingiberales
• Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
• Genus: Alpinia
• Spesies: Alpinia galanga (L.) Sw.
Klasifikasi Tanaman Daun Jarak (Jatropha curcas L.)
• Divisi : Tracheophyta
• Sub Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
• Kelas : Magnoliopsida atau tumbuhan dikotil/berkeping dua
• Ordo : Euphorbiales
• Famili : Euphorbiaceae
• Genus : Jatropha
• Spesies : Jatropha curcas L.
Klasifikasi Puring (Codiaeum variegatum L)
• Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
• Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
• Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
• Famili: Euphorbiaceae
Genus: Codiaeum
• Spesies: Codiaeum variegatum Bi.
Klasifikasi dari tanaman daun adam hawa (Rhoe discolor)
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta
• Superdivisio : Spermatophyta
• Divisio : Magnoliophyta
• Class : Liliopsida
• Ordo : Commelinales
• Famili : Commelinaceae
• Genus : RhoeoSpesies
Klasifikasi bunga sepatu (Hibicus rosa-sinensis L)
• Kingdom : Plantae
• Divisi : Magnoliophyta
• Kelas : Magnoliopsida
• Ordo : Malvales
• Famili : Malvaceae
• Genus : Hibicus
• Spesies : Hibicus rosa-sinensis L.
Klasifikasi tanaman waru (Hibicus rosa-sinensis L).
• Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
• Sub kingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )
• Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
• Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
• Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua/ dikotil )
• Sub kelas : Dilleniidae
• Ordo : Malvales
• Famili : Malvaceae ( suku kapas – kapasan )
• Genus : Hubiscus
• Spesies : Hibiscus tiliaceus L.
Klasifikasi Tanaman Mangga (Mangifera indica L.)
• Kingdom : Plantae (makhluk hidup berupa tumbuhan)
• Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan yang berpembuluh)
• Super divisi : Spermatophyta (tumbuhan yang menghasilkan biji)
• Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan yang bias berbunga)
• Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua )
• Sub kelas : Rosidae
• Ordo : Sapindales
• Famili : Anacardiaceae
• Genus : Mangifera
• Spesies : Mangifera indica L.
Klasifikasi daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb)
• Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
• Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )
• Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
• Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
• Kelas : Liliopsida ( berkeping satu / monokotil )
• Sub kelas : Arecidae
• Ordo : Pandales
• Famili : Pandanaceae
• Genus : Pandanus
• Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb.
Klasifikasi tanaman pisang (Musa paradisiaca)
• Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
• Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )
• Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
• Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga )
• Kelas : Liliopsida ( berkeping satu / monokotil )
• Sub kelas : Commelinidae
• Ordo : Zingiberales
• Famili : Musaceae ( suku pisang – pisangan )
• Genus : Musa
• Spesies : Musa paradisiaca
Klasifikasi Bunga Mawar ( Rosa Hiproida atau Rosa sp)
• Kingdom : Plantae
• Divisi : Spermatophyta
• Sub Divisi : Angiospermae
• Kelas : icotyledonae
• Ordo : Rosanales
• Famili : Rosaceae
• Genus : Rosa
• Spesies : Rosa Hiproida atau Rosa sp.
Klasifikasi lili paris (Lilium Brownii )
• Kingdom : Plantae.
• Sub kingdom : Tracheobionta.
• Super divisi : Spermatophyta.
• Divisi : Magnoliophyta.
• Kelas : Liliopsida.
• Ordo : Liliaceae.
• Famili : Anthericaceae.
• Genus : Chlorophytum.
BAB III
PROSEDUR DAN PEMBAHASAN
3.1 Alat dan Bahan
• Alat
Deck glass, Objeck glass, Pipet tetes, Cuter, Mikroskop,
• Bahan
Kloralhidrat, Sampel yang ingin dipelajari, Aquadest
3.2 Prosedur kerja
1. Di ambil sampel daun, dan iris daun dengan membujur atau melintang
2. Letakan sampel yang telah diiris ke objeck glass
3. Teteskan sampel dengan kloral hidrat
4. Tutup sampel menggunakan deck glass
5. Amati sampel di bawah mikroskop
3.3 Hasil Pengamatan
HASIL PENGAMATAN STOMATA PADA TUMBUHAN
NO
|
SAMPEL
|
GAMBAR MIKROSKOP
|
TIPE TIPE
STOMATA
|
GAMBAR DARI INTERNET
|
1
|
DAUN TEBU
|
|
ANOSISOTIK
|
|
2.
|
DAUN PISANG
|
ANOMOSITIK
|
||
3
|
DAUN BERINGIN
|
|
HIPOSTOMATIK
|
|
4
|
DAUN KEMBANG
SEPATU
|
|
ANISOSITIK
|
|
5
|
DAUN MANGGA
|
|
ANOMOSITIK
|
|
6
|
DAUN
PANDAN
|
HALTER
|
||
7
|
DAUN LENGKUAS
|
ANUMOSTIK
|
||
8
|
DAUN WARU
|
ANISOSITIK
|
||
9
|
DAUN PURING
|
PARASITIK
|
||
10
|
DAUN ROES DISCOLOR
|
AMARYLIDACEAE
|
||
11
|
DAU JAMBU BIJI
|
ANUMOSITIK
|
||
12
|
DAUN MAWAR
|
HALTER
|
||
13
|
DAUN JAMBU AIR
|
ANUMOSITIK
|
||
14
|
DAUN LILI
|
|
PARASITIK
|
|
3.4 Pembahasan
Tipe stomata berbeda-beda daun mawar memiliki tipe stomata halter sama dengan tipe gramenia ujung dindingnya tipis,sedangkan dinding atas dan bawah tebal. Daun jarak (Ricinus comuni), daun puring (codiaeum virigatum),daun lili, dau pandan memiliki tipe stomata parasitik yang memiliki sel penutup bentuk ginjal, jumlah sel tetangga dua buah. Daun jambu biji (Psideum guajava), daun lengkuas (Apinia galanga) memeiliki tipe stomata anomositik yang memiliki bentuk ginjal, jumlah sel tetanga tidak tertentu. Daun beringin (Ficus benjamida) memiliki tipe hipostomatik yang stomata daun berada disalah satu permukaan. Daun Rheo Discolor memiliki tipe stomata yang sel penutup jika dilihat dari atas berbentuk ginjal,dinding punggung tipis tetapi dinding perutnya lebih tebal . Daun tebu (saccharum officiharum) memiliki tipe stomata anosisotik yang memiliki jumlah sel tetangga atau lebih.Daun kembang sepatu,daun mangga, daun jambu air, daun waru dan daun pisang memiliki tipe stomata anisositik yang sel penutup dikelilingi oleh tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar.
Stomata dapat membuka dikarenakan sel penajaga hal ini sesuai dengan literatur Taiz et al., (2004) yang menyatakan bahwa Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat. Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak pada anatomi submikroskopik dinding selnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Distribusi stomata sangat berhubungan dengan kecepatan dan intensitas transpirasi pada daun, yaitu misalnya letak satu sama lain dengan jarak tertentu. Dalam batas tertentu, maka makin banyak porinya makin cepat penguapan.
2. Stomata membuka karena sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat.
3. Ada beberapa tipe stomata seperti tipe gramminae yang berbentuk seperti ginjal,tipe amarilis yang berbentuk seperti kacang,tipe heleboni yang berbentuk seperti tipe amarilis,namun mempunyai sambungan antar sel penutup, dan tipe mnium yang berbentuk seperti kacang.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Stoma
http://desiraviska21.blogspot.com/2016/04/tipe-tipe-stomata.html
Buku penuntun pratikum Botani Farmasi,2018 USMI
https://joko1234.wordpress.com/2010/08/13/klasifikasi-tumbuhan/
DOKUMENTASI
Komentar
Posting Komentar